ISO (International Standard Organization)

Film pada dasarnya digolongkan berdasarkan nomor yang disebut nomor ISO. ISO singkatan dari International Standard Organization. Dulu kita mengenalnya sebagai ASA (American Standard Association). Kata ISO sendiri tidak mengandung arti kata khusus, kecuali ISO Speed. ISO Speed adalah nomor yang digunakan untuk merepresentasikan International Standard Organization guna merating sensitivitas film dan jumlah cahaya yang diperlukan kamera untuk menangkap foto.

Jadi, semakin gelap kondisi pencahayaan obyek yang akan Anda ambil, semakin tinggi pula ISO Speed yang Anda butuhkan. Sebagai contoh, untuk pengambilan gambar di pantai pada tengah hari, Anda harus memilih film dengan ISO serendah mungkin. ISO 100 biasanya sudah cukup untuk berbagai kondisi. Film dengan ISO yang tinggi kita sebut sebagai film cepat. Sebaliknya, film dengan ISO rendah kita sebut sebagai film lambat.

Ada harga yang harus dibayar dengan ISO yang tinggi, yaitu gambar yang dihasilkan akan lebih grainy (grainnya tampak jelas) dan warnanya akan semakin redup/dull.

Film dibuat dengan lapisan plastik yang dilapisi butiran kimia yang peka terhadap cahaya – yang disebut grain. Semakin tinggi /cepat setting ISO film, semakin besar grainnya, sehingga kita bisa bekerja di kondisi pencahayaan yang rendah. Jadi, semakin besar Anda akan mencetak film, anda harus memilih film yang lebih lambat/lebih rendah ISOnya. Tapi, ini bukan jaminan utama untuk mendapatkan hasil cetak yang baik. Faktor utama dari kualitas percetakan adalah kecepatan Film dan tipe film, Exposure, Fokus dan Kualitas lensa. Semakin baik faktor ini, semakin baik gambar yang akan Anda dapat dan Anda cetak.

Bagaimana dengan Kamera Digital?

Pada dasarnya, prinsip kerja film tersebut sama. Bedanya, kita tidak lagi menggunakan media film. Jadi, yang bekerja di sini adalah amplifikasi dari sensitivitas sensor kamera digital terhadap cahaya. Semakin gelap kondisi ruangan, semakin tinggi smplifikasi sensitivitas sensor.

Sama dengan prinsip kerja film, semakin tinggi ISO kamera Digital, gambarnya akan semakin grainy dan intensitas warna pun turun. Pada ISO yang tinggi, di kamera digital akan menimbulkan efek samping yaitu Noise. Untunglah pada kamera digital High End, ada Noise Filter sehingga masalah ini bisa diatasi. Dengan semakin tingginya ISO, berarti jarak efektif fiash juga meningkat. Semakin jauh jangkauan Flash pada kamera digital anda.

Pada kamera digital yang menyediakan Option untuk Manual ISO (100,200, 400 dan seterusnya) dan Auto ISO, sebaiknya Anda pilih Manual ISO sesuai dengan kondisi pemotretan Anda. Karena, bila kita menggunakan Auto ISO bisa terjadi dua kemungkinan, yaitu ISO yang diset melebihi kebutuhan, atau sebaliknya, ISO yang diset justru kurang dari kebutuhan anda.

Untuk masalah mencetak ukuran yang besar, pada kamera digital hal ini lebih dipengaruhi oleh besar resolusi kamera digital. Semakin tinggi Resolusi kamera digital, semakin besar anda dapat mencetaknya. ISO pada kamera digital lebih cenderung mempengaruhi kualitas grain dan warna pada image digital.

APERTURE (F/n)

Aperture dalam bahasa mudahnya adalah kadar bukaan cahaya yang mengawal kemasukan cahaya, terus kepada image sensor atau kepada filem. Semakin besar kadar bukaan tersebut, semakin banyak cahaya yang dipantulkan dan di’capture’ oleh image sensor @ film dan begitulah sebaliknya. Dalam dunia fotografi, aperture dikenali dengan simbol f sebagai contoh f/2.8.

Kadar bukaan yang besar (kemasukan cahaya yang banyak) selalunya mempunyai nombor aperture yang kecil. Sebagai contoh, f/5.6 lebih besar aperturenya berbanding f/32. Apa gunanya mengawal aperture?

Mengawal aperture atau kadar bukaan cahaya ini mampu menghasilkan gambar yang lebih menarik. Sebagai contoh:

f/5.6 wide aperture and fast shutter speed
f /32 – narrow aperture and slow shutter speed

Sekarang anda dapat lihat bagaimana aperture memainkan peranan yang besar pada setiap gambar yang di’capture’.

SHUTTER (1/nnn s)

Shutter speed ialah kadar kelajuan shutter ditutup apabila sesuatu image di’capture’. keadaan ini menentukan berapa lama image terdedah kepada cahaya. Semakin laju shutter speed (fast shutter speed), semakin ‘sharp’ image yang di’capture.’ Semakin perlahan shutter speed (slow shutter speed), semakin ‘blur’ image yang di’capture’.

Shutter speed juga memainkan peranan penting semasa menangkap gambar. Jadi, apakah mekanisma yang mengawal shutter speed? Shutter speed ditentukan dalam unit per saat (per second). Sebagai contoh, 1/1000s dan 1/500s. Shutter Speed 1/1000s adalah lebih laju berbanding shutter speed 1/500s. Kebolehan menukar shutter speed ini boleh membuatkan gambar yang di’capture’ lebih menarik. Sebagai contoh, mengambil gambar objek yang sedang bergerak memerlukan shutter speed yang laju untuk menghasilkan image yang lebih sharp manakala mengambil gambar air terjun dengan menggunakan shutter speed yang perlahan boleh menghasilkan efek ‘blur’ pada air tersebut. Hal ini boleh membuatkan gambar yang diambil lebih menarik dipandangan mata. Contohnya:

Lihat bagaimana shutter speed boleh memainkan peranan
Contoh gambar yang diambil menggunakan slow shutter speed

Contoh gambar yang diambil menggunak Fast Shutter Speed

Sumber