Dalam buku Meditasi Untuk Manajemen Stres dan Neo Zen Reiki untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani karangan Bapak Anand Krishna dikatakan bahwa ketika seseorang stres maka tekanan darahnya akan naik dan begitupun kadar gula serta hormon-hormon lain dalam tubuh yang ikut meramaikan. Stres atau ketegangan ini akan membuat anda aktif dan mendorong untuk bertindak. Jadi ketika ada masalah, stres meningkat dan anda kemudian dengan cepat mencari solusi atau bahkan melarikan diri dari masalah.
Setelah masalah itu berkurang, sayangnya tekanan darah dan kadar gula belum tentu normal kembali. Selalu setelah ada stres atau ketegangan, tekanan darah dan kadar gula berada di atas normal. Anda tidak dapat merasakannya pada saat itu. Dan bila ketegangan itu menumpuk, tekanan darah dan kadar gula terus naik berada di atas normal, maka anda baru dapat merasakannya. Bila terus dibiarkan akan menimbulkan tidak hanya penyakit fisik, tetapi juga mental/emosional anda ikut terganggu.
Penyakit fisik seperti kanker, jantung, stroke, diabetes, asam urat, dan lain sebagainya. Gangguan mental/emosinal seperti hubungan pertemanan/keluarga tidak harmonis, tidak percaya diri, selalu curiga, cepat marah, selalu merasa bersalah. Ini bila terus menerus tidak tertangani akan menyebabkan kematian bahkan sampai bunuh diri.
Tidak mungkin lepas dari stres
Di kota-kota besar seperti Jakarta, tidak mungkin kita bisa lepas dari stres.
Dalam keadaan tidurpun terkadang kita stres dengan mimpi yang tidak menyamankan, saat bangunpun kita stres akibat mimpi yang tidak nyaman atau bahkan terlambat bangun dan langsung ingat pekerjaan yang menumpuk, dari situ akan membuat diri kita tidak nyaman dan kemudian kita lampiaskan ke anak, istri, suami atau siapapun di dekat kita, belum lagi acara tv pagi tentang hal-hal seperti perceraian, konflik dan sebagainya.
Setelah itu kita keluar dari pagar rumah macet mulai menanti, kemudian melihat orang-orang yang menyerobot jalan kita, orang-orang yang melanggar aturan karena semuanya sedang stres. Mereka yang masuk ke jalur busway, mikrolet yang berhenti sembarangan, mobil yang tiba-tiba menikung jalan kita, klakson saat lampu merah ke hijau yang bertubi-tubi menananakan ketidaksabaran orang karena stres tersebut.
Sampai di kantor, pekerjaan mulai menumpuk, langsung miting target, komplain pelanggan dan sebagainya. Hampir setiap detik, setiap saat kita tidak bisa lepas dari stres. Tidak heran penyakit mudah sekali menyerang.
Semua orang tidak lepas dari stres
Siapa yang bisa lepas dari stres, ibu rumah tangga, pekerjaan apapun bahkan anak-anak tidak bisa lepas dari stres. Anak-anak kecilpun sudah menanggung beban stres. Pekerjaan rumah yang banyak, jam belajar yang panjang tanpa ada waktu untuk bermain, les sana les sini untuk mengejar peringkat, tekanan dari orang tua agar anak berprestasi, belum lagi di bully oleh teman-temannya.
Bahkan mereka yang sudah pensiun, orang tua yang seharusnya sudah bisa menikmati hidup-pun tidak lepas dari beban stres. Memikirkan anak-anaknya atau cucu-cucunya yang punya masalah, konflik di antara keluarga, iri hati, perebutan harta dan sebagainya.
Setiap tingkat kehidupan manusia dari bayi sampai menjadi orang tua mempunyai stres dan ketegangannya sendiri-sendiri.
Kita hidup di dunia seperti itu, apakah kita menghindar saja atau lari dari masalah?
Atau menghadapi masalah tersebut?
Bagaimana caranya menghadapi?
Stres dibutuhkan, imbangi dengan Rileksasi
Kita juga membutuhkan stres atau ketegangan tersebut bila kita tahu bagaimana memanfaatkannya secara tepat. Ketegangan terkadang membuat kita kreatif, cepat bertindak dalam bekerja, tidak malas, semangat dan dinamis. Tetapi bila ketegangan sudah terlalu berlebihan dan tidak terkendali, maka penyebabnya akan merugikan diri anda sendiri.
Oleh karena itu, hidup harus seimbang. Sekarang tergantung anda bagaimana bisa mengendalikan atau mengatur stres sehingga hidup menjadi lebih nyaman. Leonardo Da Vinci, pelukis dan ilmuwan terkenal pada masanya berkomentar tentang rileksasi, “Berikan waktu untuk rileks di tengah pekerjaan anda, tarik napas dan buang napas, duduk tenang sehingga pikiran menjadi tentang, emosi lebih stabil dan akan membuat anda terhindar dari berbagai macam kesalahan atau bahkan kecelakaan”.
Tetapi, terkadang orang tidak bisa rileks. Silahkan baca artikel saya sebelumnya tentang menutup mata. Walaupun kita sudah tarik napas buang napas, mata dipejamkan, duduk santai. Pikiran menyerang bertubi-tubi berupa ingatan-ingatan tentang deadline pekerjaan, klien yang marah-marah, lingkungan yang mem-bully kita, kenangan akan seseorang yang kita cintai dan sudah tidak ada lagi, menyesali diri yang tidak berguna, merasa berdosa, takut, trauma akan sesuatu dan lain sebagainya. Ini justru malah menambah ketegangan daripada mendapatkan rileksasi.
Susah sekali rileks
Yah, untuk masuk ke dalam rileksasi, beban-beban pikiran harus dikurangi terlebih dahulu. Anda tidak bisa rileks ketika anda masih menanggung beban pikiran. Lakukan katarsis terlebih dahulu untuk mengawali masuk ke dalam rileksasi. Setelah itu rileksasi akan terjadi dengan sendirinya, tidak perlu dipaksa, tidak perlu berpikir positif, tidak perlu menyabar-nyabarkan diri. Semua terjadi secara alami dan anda akan masuk ke dalam alam rileksasi yang membuat anda tenang. Rileksasi akan melepaskan seluruh ketegangan anda selama ini, tubuh akan mengeluarkan hormon-hormon ketenangan dan penyembuhan yang sudah ada di dalam diri anda.
Tetapi itu perlu latihan sehingga rileksasi dapat anda lakukan dimana saja dan kapan saja karena setiap saat anda begitu tegang dan ketegangan itu terus bertambah bila anda tidak mengolahnya. Stres, kurangi, stres, seimbangkan, stres, normalkan kembali. Ini yang harus kita olah dan kendalikan sehingga stres tidak membuat kita sampai depresi.
Dalam tubuh anda, ada pabrik racun, juga ada pabrik obat. Tergantung anda mengeluarkan yang mana. Yuk Rileksasi!