Konsep Progressive Web Application (PWA) atau Aplikasi Web Progresif awalnya diperkenalkan oleh Steve Jobs saat peluncuran iPhone pada tahun 2007. Bahwa pengembang (developer) bisa membuat aplikasi mobile yang dapat digunakan di iPhone dengan menggunakan standar teknologi seperti HTML 5 dan AJAX. Tentu dengan tujuan agar iPhone bisa meningkat popularitasnya bila ada banyak aplikasi di dalamnya.
Bayangkan, Anda tidak perlu membuat Aplikasi Mobile yang memakan biaya sangat mahal dengan waktu pembuatan cukup lama. Dengan konsep PWA, aplikasi web anda bisa seolah-olah menjadi aplikasi mobile di telepon genggam dengan fitur yang mirip.
Tetapi saat itu (tahun 2007), namanya bukan PWA
Istilah PWA diperkenalkan oleh desainer Frances Berriman dan Google Chrome engineer Alex Russel pada tahun 2015. PWA menggambarkan suatu aplikasi yang memanfaatkan fitur-fitur dari browser modern seperti service workers dan web app manifests.
Service workers ini bertugas mengelola cache aset website dengan efisien sehingga membuat aplikasi web anda bisa diakses secara cepat dan juga secara offline. Jadisaat koneksi lambat , tidak stabil, atau putus, Anda masih bisa melihat konten-kontent yang diakses terakhir saat anda membukanya.
Kemudian mempunyai fitur notifikasi, update aplikasi terbaru secara otomatis, dan pergantian konektifitas layaknya aplikasi mobile biasa.
Tetapi sampai saat ini, teknologi tersebut masih menjadi trend menurut techstartups.com. Kenapa bisa begitu?
Dengan jutaan pengguna yang terhubung ke internet melalui telepon genggam dan terus meningkat, maka sudah menjadi keharusan sebuah bisnis juga dapat diakses melalui alat tersebut dengan konsep PWA. Terbukti dengan konsep tersebut (lihat infografis di bawah), pengguna semakin betah di website anda (lowered bounce rates), mengurangi biaya pembuatan aplikasi mobile, dan waktu pembuatan yang sangat cepat. Beberapa website yang menggunakan konsep PWA ini adalah Trivago, Tinder, AliExpress.
Banyak yang bertanya kepada saya, apakah kalau membangun startup itu harus membuat aplikasi mobile (mobile apps). Dengan solusi yang ada di atas, saya bilang tidak harus. Karena untuk membuat aplikasi mobile mempunyai tantangannya sendiri.
- Bila tidak ada programmer, kita harus membayar mahal untuk jasa pembuatan Aplikasi Mobile Native serta waktu pembuatan yang tidak sebentar. Aplikasi Mobile Native biasanay dibuat menggunakan software Android Studio, Objective-C, Swift.
- Kita harus berupaya agar orang mau mengunduh (download) aplikasi mobile kita melalui Google Play, Apple Store.
- Kita harus memastikan agar orang setelah meng-install aplikasi tersebut bisa tetap bertahan dan tidak cepat-cepat uninstall.
Oleh karena itu, solusi paling cepat adalah menggunakan Teknologi PWA. Silahkan cari di google langkah-langkah membuat website anda menjadi PWA.
Algoritma Google yang bernama Mobilegeddon, diluncurkan pada April 2015 akan memberi peringkat lebih di mesin pencari kepada website-website yang mobile-friendly. Dan PWA termasuk dalam kategori itu sehingga bagus untuk SEO (Search Engine Optimization).
Kalau begitu pembuatan Aplikasi Mobile (Native App) gak laku dong?
Gak juga, setiap pilihan ada kelebihan dan kekurangannya. Jadi kalau Aplikasi Mobile itu punya kelebihan punya performa yang lebih bagus, untuk branding keren, bisa berinteraksi dengan aplikasi mobile lain, lebih aman, bisa koleksi data pelanggan.
Di bawah ini adalah grafis perbandingan antara PWA dan Native App.
Semoga Bermanfaat,